Rabu, 26 Oktober 2011

Laporan KKL Hortikultural


RUMAH BUNGA RIZAL


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
Mata kuliah Hortikultur





Oleh :
1.      Ari Surya Permana               092154122
2.      Tatang Farid Abdullah        092154124
3.      Febry Isnawati                      092154127
4.      Resty Natalia                         092154128

Kelas 2-D


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2011
Rumah Bunga Rizal

Rumah Bunga Rizal adalah sebuah kebun produksi yang berlokasi di daerah Lembang, Jawa Barat. Kami berdiri sejak tahun 1978, bermula dari hobi yang akhirnya mengantarkan kami untuk membudidayakan berbagai macam jenis anggrek, kaktus, serta tanaman hias lain. Seiring dengan berlalunya waktu kami mulai memproduksi pula sejumlah produk kreatif penunjang hobi dan berkebun. Misalnya saja, cover pot, kawat penyangga tanaman, kawat gantung, dan lain-lain. Semuanya itu buatan tangan, dengan mutu yang kami jaga betul demi kepuasan konsumen.
Pada tahun 2002, kami memutuskan untuk mengubah konsep kebun produksi menjadi kebun wisata. Kami berbenah. Berusaha memberi pelayanan lebih baik dengan menawarkan suasana kebun yang nyaman dan bersih, ditambah juga dengan menyediakan aneka makanan, minuman, dan es krim yang dapat dipesan oleh pengunjung. Sensasi yang kami tawarkan adalah suasana rumah yang enak untuk dinikmati bersama keluarga atau teman dekat. Tempat kami terbuka bagi siapa saja yang ingin berkunjung, kami mulai buka dari jam 7 pagi hingga jam 4 sore setiap harinya, termasuk juga pada saat hari libur.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7I3Rfi-0f2d3gDxsqD4yxFK6JSR7v0g3uVgrGM5SijVbHm_d2tOxAwMQE9xe_W7mZBLXgF0uwL_LIaudrg2jHK2cnZZ5C7IwPrOaVJ6Xwb_ihtcKePX6-LYDfASCbcgOdF90Cyoo2EDGP/s320/100_1058.JPG

Pemilik Rumah  Bunga Rizal yang terletak di Jalan Raya Maribaya KM 2,4 Lembang, Bandung ini bernama Rizal Djaafarer. Beliau menyelesaikan pendidikannya di salah satu perguruan tinggi negeri tekhnik di Kota Bandung. Setelah lulus beliau bekerja sebagai seorang arsitek selama 3 tahun, karena merasa jenuh dengan rutinitas kerja yang beliau jalani, beliau memutuskan untuk keluar dari pekerjaan tersebut dan memilih menjadi seorang petani bunga. Meskipun saat itu beliau masih memliki anak yang berusia 3 tahun
Sejak tahun 1985 beliau memulai bisnisnya dibidang tanaman hias dengan lahan  seluas 100 m2 disamping rumahnya, tanpa ilmu budidaya yang dikuasainya. Lahan tersebut digunakan untuk menanam tanaman kaktus dengan alasan beliau menyukai tanaman tersebut. Pada awal beliau menjalankan usaha ini beliau tidak mendapatkan dukungan dari keluarga maupunteman-teman. Namun hal tersebut tidak membuatnya gentar belaiu tetap bertekad meneruskan usaha ini. Hingga ahirnya sekarang beliau memiliki lahan seluas 2 ha dengan 17 orang tenaga kerja. Saat ini beliau mengembangkan usahanya dengan menanam aneka jenis anggrek dan juga membangun usaha restaurant di dalam rumah bunganya. 

 

Deskripsi  Bisnis

 

Rumah Bunga Rizal memiliki lahan seluas 2 ha dengan tenaga kerja sebanyak 17 orang, yang kemudian dibagi ke dalam 5 divisi, yaitu :

Ø Divisi Pelatihan

Ø Divisi Kuliner

Ø Divisi Pemasaran

Ø Divisi produksi

Ø Divisi workshop

Rumah Bunga Rizal menyediakan produk dan juga jasa. Produk yang ditawarkan Rumah Bunga Rizal yaitu anggrek, kaktus, succulent, tanaman hias lainnya dan juga aneka ragam pot. Selain menjual produk tersebut Rumah Bunga Rizal juga menyediakan jasa pelatihan budidaya ditambah juga dengan menyediakan aneka makanan, minuman, dan es krim yang dapat dipesan oleh pengunjung.

Produk Dan Jasa Yang Ditawarkan
A.      Anggrek

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdPytxVgjupiBsXpR0Jt_-xN2RVmts-eoebD3aMp3GIEtU0uuFW_nbNcWIlaMbkctfE-waaHftV99_JzQowPr5yh8d8oGcgXTNVADaJtTCY5-yKLzmwRp3Hfxa85lJqCx96BYtkazrFqYu/s200/100_1064.JPG

Anggrek adalah komoditas andalan yang dibudidayakan di kebun Rumah Bunga Rizal sejak tahun 1985. Utamanya Rumah Bunga Rizal memproduksi anggrek jenis Phalaenopsis (anggrek bulan), mulai dari bibit dalam botol, seedling, anggrek remaja, hingga berbunga. Namun anda juga dapat menemukan berbagai anggrek jenis lain di kebun Rumah Bunga Rizal, misalnya: Dendrobium, Cattleya, Vanda, Bulbophylum, dan masih banyak lagi.

B.       Kaktus

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOtqbUbShxSl6ty7n_uN_i1whi5ZAkZL_0TS5pauKw34DFFV5UHrIn9-bbydx5-y5S9TTTIVWvn3dLYeaWt7b_UKUGoCg6OvYJWJpkViTUPEr1Ot603kiPFSRQm3BzeIMOIKWVFVuuCJoP/s200/100_0952.JPG

Kaktus merupakan komoditas pertama yang Rumah Bunga Rizal budidayakan. Dimulai sejak tahun 1979, kaktus tetap diminati karena keunikan bentuk, keragaman warna, dan harganya yang relatif terjangkau. Inilah yang menjadikannya komoditas abadi yang selalu diterima pasar. Dengan tingkat perawatan yang relatif mudah, tanaman kaktus cocok bagi siapa saja. Mulai dari hobiis pemula hingga penggemar kaktus fanatik.

C.      Succulent

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaYnGzupVdghQmrhsbn-VIxuUYJ05uhdu3ADoo0fTJYl0CW9iz72JQkucN8e_B92Sc1VNS6FH0Jk191ufdJW05_RvC2iyVhPKzKJBCgnGBKW6ViGC_6r5sFjPv7r56uz5HIKkJ_f9Spjdl/s200/100_0960.JPG

Succulent adalah istilah yang diberikan bagi sekelompok tanaman dengan karakteristik, salah satu atau lebih bagian tubuhnya dapat menyimpan air. Tentu dalam bayangan kita, teringat bahwa karakteristik semacam ini dimiliki juga oleh kaktus. Oleh karena itu, semua jenis kaktus adalah juga succulent, tapi tidak semua succulent adalah kaktus.

D.      Aneka Pot

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmtxkcvuDtx2SJQI2-0Q_b_AdbXufvgPZ__YobW4j7-KbO-hVwo_zrfvgDJuerFbyJ9AWH2lPOSV9v21KT180HnbNdWgcWu_95xJS1VWNoqQsw2XSLRFUVTrGww6BwMD5dpF2mAIv3cF46/s200/2.jpg

Selain memproduksi berbagai macam anggrek, kaktus, dan tanaman hias. Rumah Bunga Rizal juga memproduksi berbagai peralatan penunjang hobi dan berkebun. Contoh dari kategori ini misalnya kawat gantung berbagai ukuran, ring pot holder, pot batok kelapa dan lain sebagainya. Walaupun banyak juga orang yang mencoba meniru desain produk-produk kreatif ini, tetapi tetap tidak akan dapat menyamai kekhasan dan sentu han setiap detail produk hasil kreasi Rumah Bunga Rizal.

E.       Restaurant


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpM5s89VFf6l6D96uWtFridPDgn6myvvPVbkhB2v0_7wOj3cYcsrgLanngBQ6PHPRHzGfhyphenhyphenApnS_qdGcXNzUgt5KOsOXOSoCMJf3yu2uh_j3D9HsmpFVly9eJ1OgVE2b9b8qS_AMzLDqtO/s200/100_1094.JPG
Suasana kebun yang nyaman dan  bersih, ditambah juga dengan menyediakan aneka makanan, minuman, dan es krim yang dapat dipesan oleh pengunjung. Sensasi yang kami tawarkan adalah suasana rumah yang enak untuk dinikmati bersama keluarga atau teman dekat.






F.       Pelatihan Budaya

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtY0tPfgsF8opCUIw9TzpENvmpio4BFrfgyDmyYidhVTf1yvvwtt_nYCllhRCyEM9LDhW3A_630bz1LK7EZAzt-r3J6bhPtEvMJrBUPC4XbBLxldHYJst5Eb4-VMHDx32hSUlp1UyWRc76/s320/pelatihan01.jpg

Kurangnya pengetahuan dan pengalaman dalam memelihara anggrek dapat berakibat pada pertumbuhan tanaman yang kurang baik, enggan berbunga, bahkan menyebabkan kematian. Tapi jangan khawatir Rumah Bunga Rizal pun menyediakan paket pelatihan teknis budidaya tanaman hias, khususnya anggrek dan kaktus. Dengan mengikuti pelatihan ini, diharapkan peserta dapat memperoleh informasi lengkap mengenai teknis budidaya, peluang pasar, dan prospek usaha skala pekarangan.

Paket Pelatihan Yang Di Tawarkan
1.    Paket Kalangan Pelajar
Khusus diperuntukkan kepada anak-anak sekolah yang dipandu melalui guru atau E.O. yang berkesempatan untuk melihat secara langsung proses budidaya. Materi disampaikan oleh instruktur yang berpengalaman. Melalui pelatihan ini, peserta akan mendapat pengalaman lapangan dan sekaligus keterampilan baru tentang perbanyakan tanaman hias. - Kompensasi biaya : Rp. 25.000 per orang siswa (biaya untuk instruktur + bahan-bahan peraga + hasil praktek berupa satu pohon tanaman yang dibawa pulang). - waktu : minimal 1 sampai 2 jam kunjungan untuk penyampaian materi.

2.    Paket Kalangan Umum
Ditujukan kepada hobiis tanaman hias, ibu-ibu rumah tangga, pelaku usaha pemula, dan lainnya. Pelatihan dibuka dengan jumlah peserta minimal 20 orang. - kompensasi biaya : Rp. 250.000 per orang 
biaya untuk instruktur + sertifikat + makan siang + snack + makalah + bahan-bahan peraga). - waktu : minimal 3 jam kunjungan untuk penyampaian materi.

Budidaya Tanaman
A.      Tanaman Anggrek
1.      Aspek Lingkungan
Secara alami anggrek (Famili Orchidaceae) hidup epifit pada pohon dan ranting-ranting tanaman lain, namun dalam pertumbuhannya anggrek dapat ditumbuhkan dalam pot yang diisi media tertentu. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, seperti faktor lingkungan, antara lain sinar matahari, kelembaban dan temperatur serta pemeliharaan seperti : pemupukan, penyiraman serta pengendalian OPT.
Pada umumnya anggrek-anggrek yang dibudidayakan memerlukan temperatur 28 + 2° C dengan temperatur minimum 15° C. Anggrek tanah pada umumnya lebih tahan panas dari pada anggrek pot. Tetapi temperatur yang tinggi dapat menyebabkan dehidrasi yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman.
Kelembaban nisbi (RH) yang diperlukan untuk anggrek berkisar antara 60–85%. Fungsi kelembaban yang tinggi bagi tanaman antara lain untuk menghindari penguapan yang terlalu tinggi. Pada malam hari kelembaban dijaga agar tidak terlalu tinggi, karena dapat mengakibatkan busuk akar pada tunas-tunas muda. Oleh karena itu diusahakan agar media dalam pot jangan terlampau basah. Sedangkan kelembaban yang sangat rendah pada siang hari dapat diatasi dengan cara pemberian semprotan kabut (mist) di sekitar tempat pertanaman dengan bantuan sprayer.
Berdasarakan pola pertumbuhannya, tanaman anggrek dibedakan menjadi dua tipe yaitu, simpodial dan monopodial. Anggrek tipe simpodial adalah anggrek yang tidak memiliki batang utama, bunga ke luar dari ujung batang dan berbunga kembali dari anak tanaman yang tumbuh. Kecuali pada anggrek jenis Dendrobium sp. yang dapat mengeluarkan tangkai bunga baru di sisi-sisi batangnya. Contoh dari anggrek tipe simpodial antara lain : Dendrobium sp., Cattleya sp., Oncidium sp. dan Cymbidium sp. Anggrek tipe simpodial pada umumnya bersifat epifit.
Anggrek tipe monopodial adalah anggrek yang dicirikan oleh titik tumbuh yang terdapat di ujung batang, pertumbuhannnya lurus ke atas pada satu batang. Bunga ke luar dari sisi batang di antara dua ketiak daun. Contoh anggrek tipe monopodial antara lain : Vanda sp., Arachnis sp.,Renanthera sp., Phalaenopsis sp., dan Aranthera sp.
Habitat tanaman anggrek dibedakan menjadi 4 kelompok sebagai berikut :
a.     Anggrek epifit, yaitu anggrek yang tumbuh menumpang pada pohon lain tanpa merugikan tanaman inangnya dan membutuhkan naungan dari cahaya matahari, misalnya Cattleya sp. memerlukan cahaya +40%, Dendrobium sp. 50–60%, Phalaenopsis sp. + 30 %, danOncidium sp. 60 – 75 %.
b.     Anggrek terestrial, yaitu anggrek yang tumbuh di tanah dan membutuhkan cahaya matahari langsung, misalnya Aranthera sp., Renanthera sp., Vanda sp. dan Arachnis sp. Tanaman anggrek terestrial membutuhkan cahaya matahari 70 – 100 %, dengan suhu siang berkisar antara 19 – 380C, dan malam hari 18–210C. Sedangkan untuk anggrek jenis Vanda sp. yang berdaun lebar memerlukan sedikit naungan.
c.     Anggrek litofit, yaitu anggrek yang tumbuh pada batu-batuan, dan tahan terhadap cahaya matahari penuh, misalnya Dendrobium phalaenopsis.
d.     Anggrek saprofit, yaitu anggrek yang tumbuh pada media yang mengandung humus atau daun-daun kering, serta membutuhkan sedikit cahaya matahari, misalnya Goodyera sp.
2.      Persilangan
Persilangan ditujukan untuk mendapatkan varietas baru dengan warna dan bentuk yang menarik, mahkota bunga kompak dan bertekstur tebal sehingga dapat tahan lama sebagai bunga potong, jumlah kuntum banyak dan tidak ada kuntum bunga yang gugur dini akibat kelainan genetis serta produksi bunga tinggi. Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil yang diharapkan, sebaiknya dan seharusnya pedoman persilangan perlu dikuasai, antara lain :
a.     Persilangan sebaiknya dilakukan pada pagi hari setelah penyiraman. Kuntum bunga dipilih yang masih segar atau setelah membuka penuh.
b.     Sebagai induk betina dipilih yang mempunyai bunga yang kuat, tidak cepat layu atau gugur.
c.     Mengetahui sifat-sifat kedua induk tanaman yang akan disilangkan, agar memberikan hasil yang diharapkan, misalnya sifat dominasi yang akan terlihat atau muncul pada turunannya seperti : warna, bentuk, dan lain-lain.
d.     Bunga tidak terserang OPT terutama pada polen dan stigma.
e.     Setiap mendapatkan varietas baru yang baik, sebaiknya didaftarkan pada “Royal Horticultural Society” di London, dengan mengisi formulir pendaftaran anggrek hibrida dengan beberapa persyaratan lainnya.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan penyerbukan (polinasi) adalah sebagai berikut :
a.   Sediakan sehelai kertas putih dan sebatang lidi kecil atau tusuk gigi atau sejenisnya yang bersih.
b.   Cap polinia yang terdapat pada ujung column dibuka, dimana akan terlihat di dalamnya polinia yang berwarna kuning.
c.   Ujung lidi/tusuk gigi dibasahi dengan cairan yang ada di dalam lubang putih atau dengan sedikit air.
d.   Polinia diambil dengan hati-hati. Pegang kertas putih sebagai wadah di bawah bunga untuk menghindari bila polinia jatuh pada waktu diambil.
e.   Polinia kemudian dimasukkan ke dalam stigma (kepala putik).
f.    Beri label yang diikatkan pada tangkai kuntum (pedicel) bunga yang berisi catatan tentang tanggal penyerbukan dan nama bunga yang diambil polinianya.
Beberapa hari kemudian bunga yang telah diserbuki akan layu. Apabila penyerbukan berhasil, dan bila tidak ada OPT, maka bakal buah tersebut akan terus berkembang menjadi buah. Buah anggrek ada yang masak setelah tiga bulan sampai enam bulan atau lebih. Buah yang masak akan merekah dengan dicirikan adanya perubahan warna buah dari hijau menjadi hijau kekuning-kuningan.
Dalam memilih biji anggrek yang akan disemaikan dalam botol perlu diperhatikan sebagai berikut :
a.   Biji yang berwarna keputih-putihan dan kosong adalah biji yang kurang baik.
b.   Biji yang baik yaitu yang bulat penuh berisi, berwarna kuning atau kecoklat-coklatan.
3.      Pembibitan
Perbanyakan tanaman anggrek pada umumnya dilakukan melalui dua cara yaitu, konvensional dan dengan metoda kultur in vitro. Perbanyakan tanaman yang dilakukan secara konvensional adalah sebagai berikut :
a.     Perbanyakan vegetatif malalui pemecahan/pemisahan rumpun seperti Dendrobium sp., Oncidium sp., Cattleya sp., dan Cymbidium sp.; pemotongan anak tanaman yang ke luar dari batang seperti Dendrobium sp.; pemotongan anak tanaman yang ke luar dari akar dan tangkai bunga seperti Phalaenopsis sp., yang selanjutnya ditanam ke media yang sama seperti pakis, mos serabut kelapa, arang, serutan kayu, disertai campuran pecahan genting atau batu bata. Perbanyakan secara vegetatif ini akan menghasilkan anak tanaman yang mempunyai sifat genetik sama dengan induknya. Namun perbanyakan konvensional secara vegetatif ini tidak praktis dan tidak menguntungkan untuk tanaman bunga potong, karena jumlah anakan yang diperoleh dengan cara-cara ini sangat terbatas.
b.     Perbanyakan generatif yaitu dengan biji. Biji anggrek sangat kecil dan tidak mempunyai endosperm (cadangan makanan), sehingga perkecambahan di alam sangat sulit tanpa bantuan jamur yang bersimbiosis dengan biji tersebut.
Untuk menghasilkan bunga dalam jumlah banyak dan seragam diperlukan tanaman dalam jumlah banyak pula. Oleh karena itu peningkatan produksi bunga pada tanaman anggrek hanya dapat dicapai dengan usaha perbanyakan tanaman yang efisien. Pada saat ini metode kultur in vitro merupakan salah satu cara yang mulai banyak digunakan dalam perbanyakan klon atau vegetatif tanaman anggrek. Kultur in vitro pertama kali dicoba oleh Haberlandt pada tahun 1902, karena adanya sifat tanaman yang disebut totipotensi yang dicetuskan oleh kedua orang sarjana Jerman Schwann dan Schleiden pada tahun 1830.
Metode kultur in vitro yaitu menumbuhkan jaringan-jaringan vegetatif (seperti : akar, daun, batang, mata tunas) dan jaringan-jaringan generatif (seperti : ovule, embrio dan biji) pada media buatan berupa cairan atau padat secara aseptik (bebas mikroorganisme).
Secara generatif, benih tanaman diperoleh melalui biji hasil persilangan yang secara genetis biji-biji tersebut bersifat heterozigot. Sehingga benih-benih yang dihasilkan mempunyai sifat tidak mantap dan beragam. Dengan cara ini untuk mendapatkan tanaman yang sama dengan induknya sangatlah sulit, karena persilangan anggrek telah berkembang demikian luasnya. Namun dengan cara ini akan diperoleh varietas baru.
Secara vegetatif yaitu menumbuhkan jaringan-jaringan vegetatif atau kultur jaringan seperti akar, daun, batang atau mata tunas pada media buatan berupa cairan atau padat secara aseptik. Dengan metode ini dapat diharapkan perbanyakan tanaman dapat dilakukan secara cepat dan berjumlah banyak, serta sama dengan induknya.
4.      Penanaman dan Pemeliharan
a.    Persiapan Lahan
Tanaman anggrek dapat ditanam di sekitar rumah atau pekarangan atau di kebun yaitu di bawah pohon atau dengan naungan yang diberi paranet atau sejenisnya dengan pengaturan intensitas cahaya tertentu atau di lahan terbuka.
b.    Persiapan Media Tumbuhan
Media tumbuh yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu tidak lekas melapuk, tidak menjadi sumber penyakit, mempunyai aerasi baik, mampu mengikat air dan zat-zat hara secara baik, mudah didapat dalam jumlah yang diinginkan dan relatif murah harganya.
Untuk pertumbuhan tanaman anggrek, kemasaman media (pH) yang baik berkisar antara 5–6. Media tumbuh sangat penting untuk pertumbuhan dan produksi bunga optimal, sehingga perlu adanya suatu usaha mencari media tumbuh yang sesuai. Media tumbuh yang sering digunakan di Indonesia antara lain : moss, pakis, serutan kayu, potongan kayu, serabut kelapa, arang dan kulit pinus.
Pecahan batu bata banyak dipakai sebagai media dasar pot anggrek, karena dapat menyerap air lebih banyak bila dibandingkan dengan pecahan genting.
Pakis sesuai untuk media anggrek karena memiliki daya mengikat air, aerasi dan drainase yang baik, melapuk secara perlahan-lahan, serta mengandung unsur-unsur hara yang dibutuhkan anggrek untuk pertumbuhannya.
Serabut kelapa mudah melapuk dan mudah busuk, sehingga dapat menjadi sumber penyakit, tetapi daya menyimpan airnya sangat baik dan mengandung unsur-unsur hara yang diperlukan serta mudah didapat dan murah harganya. Dalam menggunakan serabut kelapa sebagai media tumbuh, sebaiknya dipilih serabut kelapa yang sudah tua.
Media tumbuh sabut kelapa, pakis, dan moss merupakan media tumbuh yang baik untuk pertumbuhan tanaman anggrek Phalaenopsis sp. Serutan kayu atau potongan kayu kurang sesuai untuk media anggrek karena memiliki aerasi dan drainase yang baik, tetapi daya menyimpan airnya kurang baik, serta miskin unsur N. Proses pelapukan berlangsung lambat, karena kayu banyak mengandung senyawa-senyawa yang sulit terdekomposisi seperti selulosa, lignin, dan hemiselulosa.
Media serutan kayu jati merupakan media tumbuh yang baik untuk pertumbuhan anggrek Aranthera James Storie. Pecahan arang kayu tidak lekas lapuk, tidak mudah ditumbuhi cendawan dan bakteri, tetapi sukar mengikat air dan miskin zat hara. Namun arang cukup baik untuk media anggrek.
Penggunaan media baru (repotting) dilakukan antara lain sebagai berikut :
·       Bila ditanam dalam pot (wadah) sudah terlalu padat atau banyak tunas.
·       Medium lama sudah hancur, sehingga menyebabkan medium bersifat asam, bisa menjadi sumber penyakit.
c.    Penyiraman
Tanaman anggrek yang sedang aktif tumbuh, membutuhkan lebih banyak air dibandingkan dengan yang sudah berbunga. Frekuensi dan banyaknya air siraman yang diberikan pada tanaman anggrek bergantung pada jenis dan besar kecil ukuran tanaman, serta keadaan lingkungan pertanaman. Sebagai contoh adalah tanaman anggrek Vanda sp., Arachnis sp., dan Renanthera sp., yaitu anggrek tipe monopodial yang tumbuh di bawah cahaya matahari langsung, sehingga membutuhkan penyiraman lebih dari dua kali sehari, terutama pada musim kemarau.
d.   Pemupukan
Seperti tumbuhan lainnya, anggrek selalu membutuhkan makanan untuk mempertahankan hidupnya. Kebutuhan tanaman anggrek akan nutrisi sama dengan tumbuhan lainnya, hanya anggrek membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memperlihatkan gejala-gejala defisiensi, mengikat pertumbuhan anggrek sangat lambat.
Dalam usaha budidaya tanaman anggrek, habitatnya tidak cukup mampu menyediakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan. Untuk mengatasi hal tersebut, biasanya tanaman diberi pupuk baik organik maupun anorganik. Pupuk yang digunakan umumnya pupuk majemuk yaitu yang mengandung unsur makro dan mikro.
Jika dilakukan pemupukan ke dalam pot maka hanya pupuk yang larut dalam air dan kontak langsung dengan ujung akar yang akan diambil oleh tanaman anggrek dan sisanya akan tetap berada dalam pot. Pemupukan pada sore hari menunjukkan respon pertumbuhan yang baik pada anggrek Dendrobium sp.
5.      Pengamatan dan Pengendalian OPT
a.    Kumbang Gajah Orchidophilus aterrimus (=Acythopeus) aterrimus Wat
Jenis anggrek yang diserang adalah anggrek epifit antara lain Arachnis sp., Cattleya sp., Coelogyne sp., Cypripedium sp., Dendrobium sp., Cymbidium sp., Paphiopedilum sp., Phalaenopsis sp., Renanthera sp., dan Vanda sp.
b.    Kumbang Penggerek Omobaris calanthes Mshl
Jenis anggrek yang diserang terutama adalah anggrek tanah terutama jenis Calanthe sp. dan Phajus sp.
c.    Ulat Bunga chliaria othona
Ulat ini menyerang jenis-jenis anggrek Dendrobium sp., Phalaenopsis sp., Arundina sp., Phajus sp.
d.   Dll.
6.      Panen dan Pasca Panen
a.    Bunga Anggrek Potong
1)        Ketuaan Bunga
Selama ini bunga anggrek dipanen setelah 75%-80% bunga telah mekar terutama pada anggrek Dendrobium sp. Adakalanya pada jenis anggrek tertentu, seperti Cattleya sp., bunga dipanen 3 sampai 4 hari setelah mekar, karena bunga yang dipotong prematur akan gagal untuk mekar. Saat pemanenan perlu diperhatikan penularan penyakit virus dari satu pohon ke pohon lain. Sebaiknya alat pemotong hendaknya disterilkan lebih dulu sebelum digunakan lagi pada pohon berikutnya.
2)                                 Temperatur
Bunga potong Cymbidium sp. dan Paphiopedilum sp. dapat bertahan selama 3 minggu pada temperatur 330–350 F (10 C) dan 6 sampai 7 minggu bila tetap di pohon. Jenis Cymbidium sp., Cattleya sp., Vanda sp., Paphiopedilum sp. dan Phalaenopsis sp. umumnya bisa bertahan sampai 2 minggu kalau disimpan pada suhu 5–70 C, sedangkan Dendrobium sp. potong cukup disimpan pada temperatur 10–130 C.
3)        Pasokan Air dan Hara
Bunga anggrek potong peka terhadap kekeringan. Air yang hilang setelah bunga dipanen harus segera diimbangi dengan larutan perendam yang mengandung air dan senyawa lain yang diperlukan. Penggunaan berbagai senyawa kimia pengawet yang dilarutkan dalam air dianjurkan untuk memperpanjang kesegaran bunga potong.
4)        Etilen dan Kerusakan Mekanik
Usahakan untuk menjauhkan bunga anggrek potong dari sumber/tempat kebocoran gas, asap, pemeraman buah dan kumpulan bunga yang sudah rusak dan layu. Ruangan untuk penanganan pasca panen (sortasi/grading dan pengemasan) hendaknya berventilasi baik. Kepekaan terhadap gas etilen dapat dikurangi dengan pemberian suhu dingin, baik setelah panen maupun setelah pengiriman. Bunga potong harus segera dikeluarkan dari wadah pengemasnya dan diletakkan pada ruangan dingin yang bersuhu cocok untuk bunga anggrek.
5)        Penyakit
Bunga anggrek potong peka terhadap penyakit, tidak saja karena berpetal agak rapuh, tetapi juga terdapatnya cairan madu yang bergizi yang sangat baik untuk pertumbuhan patogen. Kerusakan akibat penyakit ini dapat dihindari dengan managemen kebersihan yang baik di rumah kaca maupun di kebun, pengendalian temperatur, dan minimalisasi terjadinya kondensasi pada bunga potong.
b.    Tanaman Anggrek Pot Berbunga Indah
1)        Kultivar
Berbagai karakter morfologi, seperti warna bunga, jumlah kuntum bunga dan waktu berbunga telah digunakan untuk mengevaluasi kultivar baru industri bunga. Kriteria tersebut merupakan faktor-faktor penting dalam menciptakan kultivar baru. Pada masa yang akan datang kriteria toleransi terhadap kondisi pengangkutan, tingkat cahaya interior yang rendah, etilen dan pendinginan perlu pula dimasukkan ke dalam penilaian.
2)        Stadia Pertumbuhan
Stadia pertumbuhan (umur) tanaman pot anggrek berbunga indah pada saat dipasarkan merupakan faktor utama yang mempengaruhi penampilan tanaman tersebut di dalam ruangan. Perlu diperhatikan bahwa stadia yang tepat untuk pemasaran tergantung dari waktu yang diperlukan untuk memperoleh tanaman. Umumnya tanaman dengan banyak bunga mekar lebih sulit dalam pengangkutan, lebih peka terhadap etilen dan lebih mudah rusak dari pada tanaman yang diangkut dalam stadia yang bunganya masih kuncup atau persentase bunga yang mekar masih rendah.
3)        Temperatur
Temperatur perlu diturunkan selama siklus 2–3 minggu terakhir untuk memperkuat warna bunga dan meningkatkan kandungan karbohidrat tanaman, sehingga dapat mengakibatkan ketahanan simpan. Semua tanaman pot berbunga indah akan lebih tahan pada temperatur yang lebih rendah dan kisarannya sangat tergantung pada jenis tanaman. Selanjutnya tanaman berbunga yang ditempatkan pada temperatur 270 C atau lebih tinggi, umumnya mempunyai warna bunga lebih pudar, batang/tangkai lebih tinggi, daun cepat menguning dan rontok.
4)        Media
Media berstruktur remah yang mudah dibasahi kembali oleh konsumen atau penata ruang sangat penting untuk menghasilkan penampilan optimum dari tanaman berbunga indah di dalam ruangan. Sejumlah gel polimer dapat digunakan untuk mempertahankan kelembaban media dan mencegah tanaman dalam ruangan menjadi kering. Irigasi dengan menggunakan wetting agent pada saat pemasaran berguna untuk memudahkan pembasahan kembali media.
5)        Pemupukan
Nisbah N : K yang dianjurkan 1 : 1 sampai 3 minggu sebelum pembungaan, diubah menjadi 0,5 : 1. Nisbah ini mencegah masalah keracunan amonia dan meningkatkan masa simpan.
6)        Kepekaan Terhadap Etilen
Tanaman pot anggrek berbunga indah peka terhadap etilen. Gejala yang ditimbulkan adalah kerontokan daun, kuncup dan bunga, dan kelayuan bunga, epinasti, peningkatan kerentaan terhadap mikroba dan aborsi bunga / kuncup. Salah satu cara efektif untuk mengurangi kepekaan terhadap etilen, yaitu dengan menurunkan temperatur selama pengangkutan. Cara lain yang digunakan secara komersial adalah dengan penyemprotan daun menggunakan senyawa antagonis terhadap etilen, sehingga dapat menekan produksi etilen dalam bunga, serta mengurangi pengaruh buruk etilen.
7)        Pengairan
Kurangnya penyiraman tanaman yang berbunga indah serta membiarkannya layu akan menurunkan umur peragaan. Sebaliknya kelebihan air akan menyebabkan rusaknya akar, sehingga tanaman cepat rusak. Sebaiknya tanaman diairi tiap hari atau tiap dua hari sekali, tergantung pada tingkat cahaya, temperatur dan kelembaban, juga ukuran dan media tumbuh. Pengairan dilakukan terhadap media tanpa membasahi bunga dan daun.
8)        Cahaya
Cahaya optimum yang diperlukan oleh tiap tanaman harus dipertahankan untuk menghasilkan tanaman yang mempunyai masa penampilan yang lebih baik, jumlah bunga maksimum, pembentukan daun yang sempurna, warna bunga indah, dan tinggi tanaman yang memadai. Umumnya tanaman pot berbunga indah akan membentuk bunga dalam jumlah maksimum dengan warna yang indah pada kondisi ruang bercahaya tinggi, meskipun cahaya matahari langsung dihindari.

B.       Tanaman Kaktus
Grafting atau Teknik Menempel adalah upaya menyambung dua tanaman menjadi satu. Tentu, hal ini dilakukan karena adanya manfaat-manfaat yang dapat diperoleh. Misalnya saja : memacu pertumbuhan tanaman.
Kaktus yang ditempel akan lebih cepat tumbuh bila dibandingkan dengan kaktus yang ditanam langsung di tanah. Perbandingannya, kaktus yang ditanam secara konvensional di tanah memerlukan waktu sekitar 4 tahun untuk dapat mencapai diameter 4-5 cm. Sementara bila menggunakan teknik tempel, waktu yang diperlukan hanya sekitar 3-4 bulan saja. Hal ini jelas menguntungkan karena dengan demikian kita dapat menghemat banyak hal : air, pupuk, waktu dan tenaga. Ini juga berarti kita bisa lebih cepat menjual tanaman tersebut :).
Ada beberapa istilah yang digunakan dalam tutorial ini, dan untuk itu akan kami uraikan terlebih dahulu agar lebih mudah dipahami.
Stam atau Stock adalah istilah yang diberikan kepada kaktus yang berada di bagian bawah. Fungsinya adalah untuk menyerap air dan unsur hara dengan menggunakan akarnya, kemudian menyalurkan zat-zat tersebut ke kaktus di atasnya. Semua jenis kaktus dapat digunakan sebagai Stam namun biasanya kami menggunakan kaktus jenisHylocereus undatus. Kaktus ini umum ada di pasaran, dan dapat diperoleh di nursery-nursery terdekat.
Scion adalah istilah untuk kaktus yang berada di bagian atas. Kaktus apapun dapat digunakan sebagai Scion, tergantung selera anda.

Langkah-langkah melakukan Grafting adalah :
1.        Menyiapkan Peralatan

http://www.rumahbunga-rizal.com/images/grafting01.png

peralatan yang digunakan antara lain : alkohol 70% untuk mensterilkan pisau, karet gelang, pinset untuk memegang Scion, kuas untuk membersihkan Stam dari debu dan kotoran lain, serta pisau untuk memotong Scion dan Stam.









2.        Mensterilkan Pisau

http://www.rumahbunga-rizal.com/images/grafting02.jpg

Proses grafting kita mulai dengan mesterilkan pisau dengan alkohol 70%. tujuannya tentu saja untuk membunuh kuman-kuman penyebab busuk.

3.        Membersihkan Stam

http://www.rumahbunga-rizal.com/images/grafting03.jpg

Dengan menggunakan kuas, bersihkan Stam dari debu dan kotoran lain.

4.        Memotong Stam secara Melintang

http://www.rumahbunga-rizal.com/images/grafting04.jpg

setelah itu, potong Stam secara melintang dengan menggunakan pisau yang telah disterilkan. Kita dapat menggunakan sebilah papan triplek sebagai alat bantu untuk mendapatkan hasil potongan yang lebih rapi dan seragam

5.        Memotong Pinggiran Stam secara Diagonal

http://www.rumahbunga-rizal.com/images/grafting05.jpg

Kemudian, potong diagonal pinggiran Stam.

6.        Memotong Kaktus Melintang

http://www.rumahbunga-rizal.com/images/grafting06.jpg

Setelah itu, potong Scion yang akan ditempel pada Stam. juga secara melintang.

7.        Menempelkan Scion pada Stam dan Memasang Karet

http://www.rumahbunga-rizal.com/images/grafting07.jpg

Scion yang telah dipotong melintang kemudian ditempelkan pada Stam. yang patut diperhatikan dalam tahap ini adalah : pastikan titik tumbuh yang terdapat pada Scion bertemu dengan titik tumbuh pada Stam. dengan demikian makanan dan zat zat lain dapat disalurkan dari Stamkepada Scion.
Kemudian pasang tali karet. Tujuannya adalah agar Scion dapat menempel erat pada Stam dan proses distribusi makanan dapat berlangsung. bila terdapat rongga antara keduanya maka Scion akan mati karena tidak memperoleh suplai makanan dan air.

8.        Menempatkan Kaktus pada Krat

http://www.rumahbunga-rizal.com/images/grafting08.jpg

Langkah terakhir adalah menempatkan kaktus yang telah diberi karet ke dalam krat. Kemudian tempatkan kaktus pada tempat yang gelap agar pertumbuhannya terpacu. Setelah kurang lebih 2 minggu, karet gelang dapat dilepas, dan kaktus dapat ditempatkan pada tempat yang terkena cahaya matahari.












DAFTAR PUSTAKA

Rumah Bunga Rizal
(www.rumahbunga-rizal.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar